BUNDA ABRAR

Just ordinary Mother .:Straight your Plan, Complete your Effort , Raise your Tawakkal:.

Sunday, October 4, 2009

Happy Milad yang ketiga, my Lovely Son..


Hari ke 11 bulan Ramadhan 1427 H. Rabu, 4 Oktober 2006 terdengar tangisan pertamamu membahana di sebuah klinik kecil di kota Demak. Walau tanpa didampingi ayahmu, tapi bunda yakin doa orang-orang tercinta akan memberi kekuatan lahir dan batin.

Allahu Akbar, Alhamdulillah, Allah melancarkan proses persalinan bunda. Pukul 05.00 WIB lahirlah Muhammad Dzakwan Fawwaz Abrar dengan berat 3,2 kg dan panjang 51 cm.
Nama adalah sebuah doa. Kami berharap dirimu akan menjadi pemimpin yang cerdas, selalu berbuat kebaikan dan memiliki keberuntungan di dunia dan di akhirat.

Jejakkanlah kakimu dengan kuat di dunia ini anakku…
Rasakanlah kerasnya tanah di telapak kaki hingga engkau tumbuh menjadi pribadi yang tegar menjalani kerasnya kehidupan ini…
Rasakanlah lembutnya rerumputan agar hatimu tetap lembut pada orang-orang disekitarmu…
Kepalkan tanganmu anakku…
buatlah karya-karya besar bagi negara dan dunia ini…
Ulurkan selalu tanganmu bagi orang yang tidak seberuntung engkau…
Biarlah Allah melakukan karya-karya besarNya melalui tanganmu…

Ya Allah,
Karuniakan kepada putra yang kau titipkan kepada kami ini ;
kesolehan pribadi dan kesolehan sosial, yang membuat dia menjadi pemimpin masa depan yang adil,
Kesehatan badan, pikiran dan ruhnya, yang membuat dia mampu mengusahakan dirinya untuk menjadi manusia insan kamil,
Serta rasa kasih sayang sebagai sifat dasarnya, yang membuat dia menjadi rahmatan lil ‘alamin...


Betapa Ayah dan Bunda menginginkan agar engkau selalu bersujud kepadaNya.
Sujudkan badanmu agar engkau termasuk golongan orang-orang ahli ibadah.
Sujudkanlah hatimu Nak, agar engkau menjadi orang mukmin, yang mengimaniNya dengan lurus.
Sujudkanlah pikiranmu agar engkau termasuk golongan ulil albab.
Sujudkanlah jiwamu agar engkau dapar mencapai derajat ihsan.
Sujudkanlah pula harta dan duniawimu, agar tidak pernah mereka menguasai hatimu.
Ingatlah..sesungguhnya harta yang akan menjadi milikmu yang sebenarnya di Yaumil Qiyamah kelak adalah harta yang engkau belanjakan di jalanNya.
Setiap keping yang akan engkau jadikan shadaqah, infaq dan zakat adalah yang akan menjadi pembelamu di hari ketika tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah semata.

Ayah dan Bunda hanyalah dua orang yang lemah iman, lemah ilmu dan lemah jiwanya
Tidak ada kekuatan kecuali semata-mata dari Allah SWT.

Besarnya harapan kami inilah yang menjadi kekuatan untuk mengasuh dan membesarkanmu.
Semoga engkau menjadi anak yang sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.
Dan semoga kelak Allah menyatukan kita di surgaNya.

Selamat ulang tahun yang ketiga buah hatiku, ingatlah selalu bahwa kami selalu ada di sini untuk mendukungmu, doa kami selalu menyertaimu…

Sepenuh Cinta,
Ayah & Bunda

Friday, October 2, 2009

Mengapa Kita Membaca Al Qur´an, Meski Tak Satupun Mengerti Bahasa Arab


Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?

Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.

Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.

Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.

Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.

Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.

Itulah pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupan kamu.

http://undaeten.multiply.com